
Mulai 1 Juli 2025, Denmark resmi mengambil alih kepemimpinan rotasi Dewan Uni Eropa untuk enam bulan ke depan. Dengan mengusung tema “Eropa Kuat di Dunia yang Berubah,” Denmark menekankan komitmennya terhadap pertahanan, transisi hijau, penguatan ekonomi, dan perluasan keanggotaan Uni Eropa.
Perdana Menteri Denmark menyatakan bahwa fokus utama kepresidenan ini adalah memperkuat keamanan Eropa, terutama dalam menghadapi ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina dan ketidakpastian arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat menjelang pemilu. “Kami ingin memastikan Eropa tetap bersatu, mandiri secara strategis, dan tangguh terhadap tekanan luar,” ujarnya dalam konferensi pers di Brussels.
Dalam agenda iklim, Denmark menargetkan kesepakatan iklim jangka panjang menuju 2040, serta mempercepat adopsi energi terbarukan di seluruh blok. Di bidang ekonomi, negara ini juga ingin memperkuat pasar tunggal dan meningkatkan daya saing industri Eropa di tengah tekanan dari Tiongkok dan Amerika Serikat.
Denmark juga mengambil peran penting dalam proses aksesi negara-negara kandidat seperti Ukraina, Moldova, dan negara-negara Balkan Barat. Meskipun mendapat tentangan dari Hungaria dan Slovakia, Denmark menekankan pentingnya memperluas Uni Eropa sebagai bentuk solidaritas politik dan ekonomi di tengah konflik regional.
Namun, tantangan besar menanti, termasuk mencapai konsensus mengenai reformasi kebijakan migrasi dan mempercepat pengesahan undang-undang strategis seperti AI Act serta kebijakan fiskal baru. Para analis memperkirakan kepemimpinan Denmark akan menjadi ujian penting untuk menjaga kesatuan politik internal Uni Eropa.
Kepresidenan Denmark akan berlangsung hingga 31 Desember 2025 dan diharapkan mampu memberikan arah strategis yang kuat untuk Eropa di tengah dunia yang semakin kompleks dan tidak menentu.





Leave a comment