Gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Eropa pada musim panas 2025 telah menyebabkan penurunan drastis permukaan air sungai-sungai utama seperti Rhine, Danube, dan Vistula. Kondisi ini mengganggu operasional transportasi sungai, memperlambat distribusi barang, serta meningkatkan biaya logistik secara signifikan di berbagai sektor industri.

Menurut data terbaru dari Badan Lingkungan Eropa (EEA), beberapa bagian sungai Rhine mengalami penurunan muka air hingga di bawah ambang minimum navigasi aman. Akibatnya, kapal pengangkut barang hanya mampu memuat 30–40 persen dari kapasitas normal mereka agar tidak kandas. Hal ini menyebabkan frekuensi pengiriman harus ditingkatkan, yang berdampak pada biaya logistik yang melonjak dua kali lipat.

Sungai Rhine, yang mengalir melalui Jerman, Swiss, dan Belanda, merupakan jalur transportasi vital untuk batu bara, bahan bakar, kimia, dan logistik industri berat lainnya. Gangguan ini memaksa beberapa perusahaan di Jerman barat menghentikan sementara produksi karena pasokan bahan baku terhambat. “Jika level air tidak membaik dalam dua minggu, kami akan kekurangan pasokan penting untuk manufaktur,” ujar seorang juru bicara industri otomotif di Köln.

Sementara itu, sungai Danube yang menghubungkan Eropa Tengah dan Timur mengalami kondisi serupa. Negara-negara seperti Hungaria, Bulgaria, dan Rumania melaporkan gangguan dalam pengiriman gandum dan produk agrikultur lainnya. Beberapa pelabuhan sungai bahkan menghentikan operasi mereka untuk sementara.

Tak hanya logistik, sektor energi juga ikut terdampak. Pembangkit listrik tenaga air mengalami penurunan produksi karena aliran sungai yang melemah. Selain itu, gelombang panas memicu permintaan energi untuk pendingin ruangan, memperbesar tekanan terhadap jaringan listrik yang sudah terbebani.

Para ahli iklim memperingatkan bahwa fenomena ini akan semakin sering terjadi akibat perubahan iklim global. Mereka mendesak pemerintah Eropa untuk berinvestasi dalam infrastruktur tahan iklim, seperti kanal buatan dan sistem logistik alternatif.

Uni Eropa saat ini tengah menyusun rencana darurat untuk menghadapi potensi krisis logistik lebih lanjut jika kondisi cuaca ekstrem berlanjut hingga akhir musim panas. Masyarakat dan industri diimbau untuk melakukan penghematan energi dan mencari alternatif transportasi non-air demi menjaga kelancaran rantai pasok regional.

Leave a comment

Trending