
Uni Eropa (UE) kembali menghadapi ujian berat dalam mempertahankan kesatuan politik dan strategi luar negerinya. Pada pertengahan Juli 2025, upaya untuk mengesahkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia gagal mencapai konsensus. Penyebabnya adalah veto dari Slovakia, yang secara terbuka menolak ketentuan penghentian impor gas Rusia pada 2028 karena dianggap akan merugikan keamanan energi negaranya. Kejadian ini tidak hanya menunda pemberlakuan sanksi baru terhadap Moskow, tetapi juga memperlihatkan adanya keretakan serius dalam barisan negara-negara anggota UE.
Latar Belakang: Sanksi sebagai Senjata Diplomasi UE
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Uni Eropa telah merespons dengan rentetan paket sanksi. Sanksi ini mencakup pembekuan aset, pembatasan perdagangan, larangan teknologi, serta pemutusan hubungan sektor energi dan keuangan dengan Rusia. Hingga pertengahan 2025, UE telah menerbitkan 17 paket sanksi terhadap Moskow.
Namun, efektivitas sanksi ini bergantung pada prinsip konsensus di antara 27 negara anggota UE. Setiap negara memiliki hak veto, artinya satu suara penolakan cukup untuk menggagalkan keseluruhan paket. Di sinilah letak tantangan besar yang kini muncul.
Veto dari Slovakia: Alasan dan Konsekuensinya
Dalam sidang Dewan Eropa pada Juli 2025, Slovakia menjadi satu-satunya negara yang menolak menyetujui paket sanksi ke-18. Paket ini secara garis besar memuat:
- Larangan penuh impor gas Rusia ke wilayah UE mulai tahun 2028
- Sanksi tambahan terhadap perusahaan energi dan teknologi Rusia
- Pembekuan aset milik pejabat tinggi Rusia dan oligarki baru
Pemerintah Slovakia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Robert Fico, menyatakan bahwa penghentian impor gas Rusia akan berdampak sangat serius terhadap keamanan energi dan harga energi dalam negeri. Slovakia, seperti beberapa negara Eropa Tengah dan Timur lainnya, masih sangat tergantung pada pasokan gas Rusia untuk kebutuhan industri dan rumah tangga.
Fico juga menambahkan bahwa sanksi tambahan justru memperburuk inflasi dan kondisi sosial ekonomi rakyat Slovakia, tanpa memberikan dampak signifikan terhadap mesin perang Rusia.
Respons dari Brussel dan Negara-negara Anggota Lain
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan kekecewaan atas kegagalan mencapai konsensus, namun menegaskan bahwa proses diplomatik masih akan terus dilakukan. “Kita menghadapi ancaman nyata terhadap tatanan internasional. Kita tidak boleh mundur karena perbedaan domestik,” ujarnya dalam konferensi pers.
Sementara itu, negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Polandia memberikan tekanan diplomatik kepada Slovakia untuk mencabut vetonya atau meminta modifikasi teknis agar kepentingannya tetap terlindungi. Beberapa proposal kompromi bahkan mulai dibahas, seperti pemberian pengecualian sementara untuk negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada gas Rusia, atau tenggat waktu transisi yang lebih panjang.
Namun, menurut sejumlah diplomat UE, pembukaan kembali negosiasi akan memakan waktu dan berpotensi melemahkan pesan politik UE terhadap Rusia.
Apakah Ini Awal Retaknya Solidaritas UE?
Kejadian ini menjadi sinyal nyata bahwa solidaritas Uni Eropa menghadapi batasnya, khususnya saat menyangkut kepentingan energi dan domestik. Meski sebagian besar negara UE sepakat bahwa sanksi adalah alat penting untuk menekan Rusia, tidak semua negara memiliki kapasitas ekonomi dan infrastruktur yang sama untuk menanggung dampaknya.
Slovakia bukan satu-satunya negara yang bersuara kritis. Hungaria, Bulgaria, dan bahkan Italia dalam beberapa kesempatan juga mengeluhkan efek domino sanksi terhadap ekonomi nasional. Veto Slovakia ini bisa menjadi preseden bagi negara lain untuk melakukan hal serupa bila kepentingan domestik terganggu.
Beberapa analis memperingatkan bahwa mekanisme konsensus penuh dalam isu strategis seperti sanksi perlu dikaji ulang. “Keamanan Eropa tidak bisa dikompromikan oleh satu suara. Jika Uni Eropa ingin tetap relevan dalam geopolitik global, mereka harus menemukan cara baru untuk mengambil keputusan,” ujar seorang pakar kebijakan luar negeri dari Berlin.
Dampak Geopolitik: Rusia Mendapat Nafas Baru?
Dari sudut pandang geopolitik, kegagalan UE mengesahkan paket sanksi baru tentu disambut positif oleh Moskow. Rusia telah lama berupaya memecah belah solidaritas Barat, baik melalui diplomasi energi, kampanye disinformasi, maupun operasi intelijen.
Ketika satu negara Eropa memveto sanksi, Rusia mendapatkan celah strategis untuk mempertahankan pengaruh dan memperkuat narasi bahwa Barat tidak bersatu. Hal ini juga bisa meredam tekanan domestik terhadap Vladimir Putin, sekaligus melemahkan posisi negosiasi Ukraina dalam meja perundingan.
Langkah Selanjutnya: Jalan Tengah atau Eskalasi?
Uni Eropa saat ini menghadapi dua pilihan utama:
- Mencari Kompromi Diplomatik:
Melibatkan Slovakia dalam negosiasi ulang dan menawarkan insentif ekonomi atau teknis untuk mengurangi ketergantungan energinya. Ini membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi bisa menyelamatkan kesatuan UE. - Mengubah Mekanisme Keputusan:
Mendorong reformasi jangka panjang untuk menghilangkan hak veto dalam isu-isu luar negeri dan keamanan. Namun, langkah ini memerlukan perubahan traktat dan bisa menimbulkan resistensi dari negara kecil.
Beberapa pengamat menyarankan pendekatan ganda: jangka pendek fokus pada diplomasi kompromi, dan jangka panjang membangun mekanisme keputusan mayoritas yang lebih gesit.
Kesimpulan
Veto Slovakia terhadap paket sanksi ke-18 menunjukkan betapa rumitnya politik internal Uni Eropa. Di tengah upaya melawan agresi Rusia, UE justru diuji oleh dinamika domestik dan perbedaan kepentingan nasional. Solidaritas Eropa tidak akan runtuh hanya karena satu veto, tetapi peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa kesatuan Eropa bukan hal yang otomatis, melainkan harus terus diperjuangkan.
Jika Uni Eropa ingin tetap menjadi kekuatan geopolitik global yang disegani, mereka harus mencari cara untuk menjaga prinsip kolektif tanpa mengabaikan realitas domestik setiap anggotanya. Tantangan ini bukan hanya soal sanksi, tetapi juga tentang masa depan integrasi dan kedaulatan kolektif Eropa di era yang semakin kompleks.
Daftar Referensi:
- The Guardian – “Slovakia blocks EU move to impose new sanctions package on Russia – as it happened”
https://www.theguardian.com/world/live/2025/jul/15/trump-putin-rutte-zelenskyy-ukraine-russia-europe-news-live-updates - Reuters – “Europe’s defence splurge can avoid economic flop”
https://www.reuters.com/commentary/breakingviews/europes-defence-splurge-can-avoid-economic-flop-2025-07-15 - Politico Europe – “Far-right lawmakers lead EU negotiations on new climate target”
https://www.reuters.com/sustainability/cop/far-right-lawmakers-lead-eu-negotiations-new-climate-target-2025-07-08 - AP News – “EU chief Ursula von der Leyen comfortably survives a confidence vote”
https://apnews.com/article/29da2f0b639bcbe2169ee8e963d4de2d





Leave a comment