Resor Ski Dolomites

Di lereng pegunungan Dolomites yang dikenal sebagai salah satu lanskap paling indah di Italia, ada suasana baru yang berkembang: bukan hanya tentang salju, tetapi tentang pengaturan kunjungan wisatawan. Untuk pertama kalinya, salah satu resor ski utama di wilayah tersebut menerapkan batasan jumlah pengunjung setiap harinya. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap fenomena overtourism — atau pariwisata berlebihan — yang telah memberi tekanan signifikan pada lingkungan, infrastruktur lokal, dan kualitas pengalaman wisata itu sendiri.

Dolomites, bagian dari Pegunungan Alpen yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, menawarkan lanskap dramatis berupa puncak batu kapur, lembah hijau, dan panorama alam yang tak tertandingi. Tidak hanya diminati oleh peselancar salju pada musim dingin, kawasan ini juga menjadi magnet bagi pendaki, fotografer, dan pelancong dari seluruh dunia sepanjang tahun.

Namun popularitas yang tak terkendali dalam beberapa tahun terakhir membuat sejumlah komunitas lokal serta para pengelola resor mulai berpikir ulang: seberapa banyak wisatawan yang sebenarnya bisa ditampung tanpa merusak alam dan keseimbangan komunitas?


Kenapa Batasan Diperlukan?

Upaya pengaturan jumlah wisatawan tidak datang begitu saja. Banyak faktor yang mendorong keputusan ini:

1. Tekanan Lingkungan

Semakin banyak kunjungan wisatawan berarti peningkatan jejak ekologis. Lalu lintas kendaraan, konsumsi energi untuk fasilitas ski, dan penggunaan lahan yang intensif turut meningkatkan tekanan pada ekosistem pegunungan yang rapuh.

2. Kualitas Pengalaman Wisata

Wisatawan yang datang berharap menikmati keindahan alam, suasana damai, dan ketenangan pegunungan. Namun ketika jalur pendakian atau jalur ski dipenuhi orang, pengalaman itu menjadi kurang autentik.

3. Kapasitas Infrastruktur

Infrastruktur lokal — dari akomodasi sampai layanan transportasi — memiliki batas yang jika terlampaui bisa menimbulkan kemacetan, antrean panjang, dan bahkan gangguan layanan dasar bagi penduduk lokal.

4. Tekanan Terhadap Komunitas Lokal

Penduduk setempat seringkali merasakan dampak langsung dari lonjakan wisatawan: harga sewa yang naik, kebutuhan lahan yang meningkat, serta perubahan ritme kehidupan yang bisa memengaruhi nilai budaya setempat.

Karena itu, pengaturan jumlah pengunjung harian menjadi salah satu strategi untuk menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.


Bagaimana Pembatasan Dilakukan?

Dalam praktiknya, pembatasan jumlah wisatawan dilakukan melalui sistem reservasi online yang diwajibkan sebelum memasuki area resor. Setiap hari hanya sejumlah tiket kunjungan yang tersedia, dan jika kuota harian terjual habis, wisatawan tidak dapat tiba di lokasi tanpa reservasi tersebut.

Sistem ini meniru pendekatan yang semakin umum di sejumlah situs pariwisata dunia — dari taman nasional hingga situs bentang alam terkenal lainnya — yang mulai beralih dari prinsip “semua boleh datang kapan saja” menjadi “kunjungan diatur berdasarkan kapasitas aman dan berkelanjutan.”


Respon Wisatawan dan Komunitas

Reaksi terhadap pembatasan ini hadir dari berbagai sudut.

Beberapa wisatawan menyatakan dukungan, mengakui bahwa pengalaman mereka terasa lebih tenang, lebih aman, dan lebih memuaskan tanpa kerumunan yang berlebihan. Bagi mereka, kualitas pengalaman menjadi prioritas ketimbang sekadar merasakan status “kunjungan ke Dolomites” semata.

Sementara itu, beberapa pelaku usaha lokal — terutama yang bergantung pada volume besar wisatawan — mengakui tantangan yang dihadapi. Mereka berharap kebijakan ini disertai dukungan dan strategi untuk mengalihkan arus wisatawan ke periode yang lebih longgar atau aktivitas lain di luar puncak musim. Ini termasuk promosi wisata hijau di musim semi dan musim gugur, serta program-program edukasi tentang konservasi alam.


Contoh Langkah Lain di Kawasan

Langkah pembatasan jumlah pengunjung bukan satu-satunya inovasi yang dicoba. Beberapa strategi lain yang tengah digalakkan termasuk:

  • Jalur pejalan kaki berpanduan waktu, mirip dengan sistem kunjungan di kawasan alam lain
  • Parkir terjadwal untuk mengelola aliran kendaraan pribadi
  • Transportasi umum wajib dari kota terdekat
  • Paket wisata berbasis komunitas lokal yang mengarahkan wisatawan ke pengalaman budaya dan kuliner lokal

Pendekatan-pendekatan ini dirancang untuk mengurangi dampak negatif overtourism, sambil tetap memaksimalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.


Apa Artinya bagi Masa Depan Pariwisata Dolomites?

Permintaan global terhadap pengalaman alam yang murni dan tidak tercemar diperkirakan akan terus meningkat. Namun demikian, cara pelancong berinteraksi dengan lanskap itu pun juga berubah. Wisatawan kini semakin sadar akan pentingnya pariwisata yang bertanggung jawab, di mana konservasi, pelestarian budaya, dan pengalaman berkualitas menjadi pusat perhatian.

Dengan membatasi jumlah pengunjung, Dolomites tidak hanya mengurangi risiko kerusakan lingkungan, tetapi juga menata kembali narasi wisata: bahwa menikmati keindahan alam bukan soal jumlah, tetapi kualitas pengalaman yang mendalam.


Leave a comment

Trending