Brussels — Ketika Amerika Serikat dan sekutu Eropa tengah mencoba merangkai rencana damai untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berjalan lebih dari tiga tahun, muncul proposal balasan dari Uni Eropa yang dimaksudkan untuk memperbaiki rencana perdamaian awal yang disusun oleh AS dan Rusia. Namun, diferensiasi antara pendekatan Eropa dan keinginan Kremlin memperlihatkan bahwa Moskow tampaknya tidak siap menerima apa pun selain versi yang sangat condong pada posisi mereka sendiri — sikap yang memperlihatkan kebuntuan diplomatik yang mendalam. (euronews)

Asal Usul Proposal Balasan UE: Dari AS-Rusia ke Eropa

Rencana perdamaian awal yang menjadi dasar pembicaraan internasional adalah draft 28 poin yang dirintis oleh Amerika Serikat dan — menurut pihak Rusia — telah diterima secara kasat mata oleh Moskow sebagai titik awal diskusi. Namun rencana AS ini menuai kekhawatiran di Kyiv dan Brussel karena sejumlah poin, seperti pengurangan tentara Ukraina atau konsesi wilayah, dianggap tidak adil bagi Ukraina dan berpotensi mengabadikan kemenangan tak jelas bagi Rusia. (euronews)

Uni Eropa kemudian menyusun counterproposal yang menekankan beberapa hal berbeda, seperti:

  • Gencatan senjata segera sebelum pembahasan aspek politik lebih lanjut,
  • Penegasan bahwa status NATO adalah keputusan negara pendiri aliansi, bukan veto Rusia,
  • Skema penggunaan aset beku Rusia untuk kompensasi atas kerusakan perang,
  • Jaminan keamanan bagi Ukraina setara dengan paket pertahanan yang lebih kuat dibandingkan versi sebelumnya. (euronews)

Meski komisi Eropa sendiri dan sejumlah diplomat memutuskan untuk tidak menyebutnya “counterproposal” secara formal karena takut mengganggu diplomasi trilateral, naskah ini secara substansial berbeda dari apa yang diajukan Washington dan bisa mendukung posisi Ukraina lebih kuat di meja negosiasi. (euronews)

Respon Moskow: “Tidak Konstruktif dan Tidak Dapat Diterima”

Kremlin, melalui penasihat kebijakan luar negeri senior Yuri Ushakov, dengan tegas menyatakan bahwa proposal balasan tersebut tidak berguna dan tidak memenuhi tuntutan Rusia. Ushakov menyebut pendekatan Eropa “sepintas tidak konstruktif” dan tidak cocok untuk kepentingan Moskow, yang mencerminkan bahwa perbedaan fundamental antara tuntutan Rusia dan tawaran Eropa tetap jauh lepas dari jangkauan kompromi. (Daily Sabah)

Pernyataan ini diikuti oleh komentar Putin yang lebih kompleks tentang rencana pembicaraan AS-Rusia: meskipun disebut bisa menjadi basis untuk perdamaian, Moskow tetap enggan berkomitmen pada poin-poin yang tidak selaras dengan tujuannya, sekaligus mengindikasikan kesiapan untuk melanjutkan konflik jika kondisi yang “lebih menguntungkan bagi Rusia” tidak terpenuhi. (The Moscow Times)

Apa yang Ditolak Kremlin?

Penolakan Moskow terhadap ragam poin Eropa terutama berkaitan dengan:

  1. NATO dan keamanan jangka panjang — Rusia bersikeras menolak setiap upaya yang memberi jalan bagi Ukraina untuk mendekati aliansi militer Barat, sementara proposal UE menganggap hal itu sebagai urusan internal anggota aliansi. (euronews)
  2. Status wilayah dan cederanya garis front — Kremlin menekankan bahwa solusi apa pun tidak boleh mengunci garis depan saat ini atau memaksa penarikan pasukan dari wilayah yang telah direbut, sementara Eropa menuntut penghormatan terhadap kedaulatan Ukraina tanpa konsesi teritorial besar. (Daily Sabah)
  3. Kompensasi dan aset beku — Eropa ingin menggunakan aset Rusia yang dibekukan sebagai basis kompensasi, sementara Moskow memandang langkah itu sebagai tindakan sepihak yang tidak adil bahkan menyebutnya melanggar aturan internasional. (Antara News)

Dampak Penolakan: Jalan Damai yang Kian Rumit

Kremlin tidak hanya menolak proposal balasan UE, tetapi juga secara implisit memperlihatkan preferensi untuk solusi damai hanya jika diatur atas dasar yang sepenuhnya menguntungkan bagi Moskow. Sikap ini memperburuk prospek terwujudnya gencatan senjata yang stabil dan berkelanjutan, karena menunjukkan bahwa ambang pengorbanan yang bersedia Rusia buat lebih rendah dibanding apa yang dituntut Kyiv dan sekutu Barat. (Daily Sabah)

Selain itu, penolakan tersebut membuka risiko bahwa diplomasi terfragmentasi antara AS, UE, dan Rusia — tanpa koordinasi yang memaksa — justru akan menjaga konflik tetap berkecamuk lebih lama, karena masing-masing pihak berpegang pada syarat yang berbeda. (euronews)

Kesimpulan: Kompromi Masih Jauh

Penolakan Moskow terhadap counterproposal UE menggarisbawahi realitas keras diplomasi internasional di era perang Ukraina: bahwa solusi damai yang komprehensif masih jauh dari jangkauan selama semua pihak tidak mau menyerahkan poin-poin strategis yang mereka anggap esensial. Permainan negosiasi ini tak lagi sekadar tentang gencatan senjata, tetapi juga tentang visi masa depan keamanan Eropa, kedaulatan Ukraina, dan peran Barat dalam tatanan internasional pasca konflik — semuanya dibenturkan dengan interpretasi berbeda tentang apa itu perdamaian yang “adil dan berkelanjutan”. (euronews)


Leave a comment

Trending