Russia’s Ambassador to Germany Sergey Nechayev gives a interview after the commemorative event for the 80th anniversary of the meeting between US and Soviet troops at the Elbe river, in Torgau, eastern Germany, on April 25, 2025. © AFP/

Berlin — Pemerintah Jerman secara resmi memanggil duta besar Rusia di Berlin setelah menuduh Moskow melakukan campur tangan dalam pemilihan umum federal, melancarkan serangan siber terhadap infrastruktur kritis, dan memicu kampanye disinformasi untuk mengganggu stabilitas demokrasi di negara itu. Tuduhan ini memperuncing hubungan bilateral antara Jerman dan Rusia pada detik-detik akhir tahun 2025, sekaligus menunjukkan kekhawatiran yang lebih luas di Eropa terhadap perang hibrida yang dilakukan oleh aktor asing. (euronews)

Serangan Siber dan Sabotase Infrastruktur

Jerman menyatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi dengan jelas pihak yang bertanggung jawab atas serangan siber besar terhadap sistem pengendalian lalu lintas udara Jerman (air traffic control) yang terjadi pada Agustus 2024. Pemerintah mengaitkan serangan ini dengan kelompok peretas APT28 atau Fancy Bear, yang menurut intelijen Jerman memiliki hubungan erat dengan intelijen militer Rusia (GRU). (euronews)

Serangan semacam ini tidak hanya bersifat teknis tetapi juga strategis, karena menargetkan sistem yang sangat penting bagi keselamatan penerbangan sipil dan operasi militer. Jerman menyebutnya sebagai bagian dari kampanye sabotase yang lebih luas, yang dilakukan melalui teknik siber untuk menguji kerentanan dan mengganggu fungsi infrastruktur esensial. (WTOP News)

Campur Tangan dalam Pemilihan Umum

Selain serangan siber, pemerintah Jerman mengatakan bahwa Rusia juga mencoba mempengaruhi pemilu nasional yang diadakan pada Februari 2025. Berlin mengklaim bahwa kebijakan dan intelijen telah mengungkap operasi yang dinamai Storm-1516, sebuah kampanye yang menurut mereka menyebarkan disinformasi, konten manipulatif, dan klaim palsu tentang calon politik melalui berbagai platform digital. (euronews)

Dalam kampanye itu, nama-nama tokoh politik terkemuka—termasuk calon pemimpin partai hijau dan pejabat lainnya—ditampilkan dalam konten yang dibentuk seolah-olah terlibat dalam skandal besar tanpa bukti yang valid, sebagai strategi untuk membelah opini publik dan melemahkan kepercayaan terhadap institusi demokrasi. (The Moscow Times)

Disinformasi dan Persepsi Publik

Pemerintah Jerman mengatakan bahwa upaya tersebut ditujukan untuk menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi, melemahkan dukungan terhadap kebijakan luar negeri yang pro-Barat, dan memanfaatkan jalur disinformasi untuk memperkuat posisi politik kekuatan ekstrem kanan dalam pemilu. Kebijakan semacam ini semakin dipandang sebagai bagian dari perang hibrida yang melibatkan campur tangan siber dan manipulasi media, bukan hanya operasi militer tradisional. (WTOP News)

Reaksi Rusia dan Dampaknya

Menlu Jerman menyatakan bahwa Berlin akan mengambil serangkaian tindakan balasan, bekerja sama dengan mitra Eropa untuk memastikan bahwa tindakan seperti itu memiliki konsekuensi nyata bagi Rusia. Beberapa tindakan balasan yang dipertimbangkan termasuk penjatuhan sanksi individu baru terhadap aktor yang terlibat dalam kampanye hibrida di tingkat Uni Eropa, meski rincian spesifiknya belum diungkap. (euronews)

Sementara itu, kedutaan Rusia di Jerman membantah keras tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan menolak keterlibatan negara itu dalam semua aktivitas yang disebut oleh otoritas Jerman. Pernyataan resmi dari Moskow menyatakan bahwa tuduhan semacam itu “absurd” dan tidak memiliki bukti kuat. (The Moscow Times)

Konteks Lebih Luas: Perang Siber dan Hibrida Rusia di Eropa

Kasus ini merupakan bagian dari kekhawatiran yang lebih luas di Eropa terhadap aktivitas siber dan operasi pengaruh yang dikaitkan dengan Rusia sejak invasi ke Ukraina pada 2022. Beberapa negara anggota UE dan sekutu di NATO telah melaporkan serangan atau gangguan yang berkaitan dengan kelompok yang terhubung dengan Rusia, termasuk serangan terhadap utilitas publik atau sistem pemerintahan. (euronews)

Para pakar mengatakan bahwa meskipun banyak dari operasi ini tidak menimbulkan kerusakan fisik besar, efek psikologis dan politiknya signifikan, karena mereka dapat mempercepat polarisasi sosial dan merusak kepercayaan publik terhadap norma demokrasi dan keamanan negara. (WTOP News)

Mengapa Ini Penting?

Pemanggilan duta besar Rusia oleh Jerman menandai eskalasi diplomatik serius yang menunjukkan bahwa serangan dunia maya dan disinformasi bukan lagi ancaman abstrak, tetapi dapat dipandang sebagai tindakan agresi yang nyata dan berdampak luas terhadap kedaulatan negara. Langkah ini juga mencerminkan kerja sama yang semakin kuat di antara negara-negara Eropa untuk merespons apa yang mereka anggap sebagai perang hibrida yang terkoordinasi oleh aktor asing. (euronews)


Leave a comment

Trending